Bukan Sekedar Rindu
Ini bukan karena soal rindu biasa, tapi ini adalah rasa rindu yang sungguh luar biasa. Susah untuk menjelaskannya bagaimana untuk diungkapkan.
Setiaporang pasti memiliki kadar kerinduannya maing-masing, termasuk aku. Aku yang hanyalah seorang anak gadis remaja yang berasal dari luar provinsi pasti merasakan takaran kerinduan.
Ini kisahku, kisah kerinduanku terhadap dia. Ya dia,dia yang kupanggil papa sejak aku diperkenalkan olehnya sekitar umur 2 tahun. Inginku menjelaskan sosoknya yang begitu hebat untukku, tapi aku tak sanggup untuk menceritakannya lebih dalam lagi karena aku takut jika nanti akan mengeluarkan air mata yang begitu deras.
Mungkin ketakaran rinduku sangat berlebihan, ya mau bagaimana lagi jika sudah lama tak bertemu dengan orang yang disayang. Rasa ingin pulang pun selalu membayangi dan menghantuiku di setiap malam pastinya. Bingung, kecewa, marah, dan sedih selalu tercampur begitu saja di saat yang bersamaan.
Kadar kerinduan yang ada memang benar-benar tidak mau diajak kompromi, entah akunya yang berlebihan atau rindunya yang tak mau pergi. Harapanku sangat tinggi dan tak tahu kapan terwujudnya. Hanya waktu yang akan terus datang lah yang bisa mempertemukan kami.
Mengapa aku selalu merindukannya? Karena dia adalah lelaki yang sangat sabar menghadapi semua keegoisanku, yang selalu memberikanku nasihat, yang selalu membangkitkanku ketika terjatuh, dan selalu ada di saat aku menangis.
“Di usia remaja mungkin tidak ada yang bisa menggantikan sesosok Ayah, karena di saat remaja lah baru terasa jika kehadiran seorang Ayah lah yang sangat diharapkan untuk kita.”
Tinggalkan Balasan