Renungkan Sebentar Saja
Suatu hari nanti Allah akan ambil ibu kita kembali. Waktu itu kita harus bisa menerimanya dan kita sebagai anak jangan duduk diam saja. Memang sedih, tapi kita sebagai anak harus berbuat sesuatu sebagai penghormatan terakhir untuknya. Anak-anak perempuannya, pergi memandikan jenazah ibu, lihat wajahnya, lihat lama-lama, ini terakhir kita melihatnya. Setelah itu kita hanya dapat melihat gambarnya, sentuh lembut-lembut badan ibu, belai lembut-lembut badan ibu. Katakan dalam hati,”Inilah orang yang melahirkanku, yang membesarkanku.”
Ibu didik kita jadi orang, ibu mengajari kita menjadi orang yang baik, walaupun kadang-kadang kita selalu membuat ibu bersedih, tapi ibu tidak pernah marah, ibu malah tetap menasehati kita.
Usap rambutnya, seperti dia mengusap rambut kita. Cium pipinya, seperti dia mencium pipi kita. Lihat wajahnya puas-puas, inilah terakhir kita dapat melihat wajahnya, setelah itu? Sudah tidak ada waktu lagi. Anak-anak lelakinya, jangan waktu dia sudah siap pakai kain kafan kalian masih sibuk di luar rumah. Masuk rumah! Renungkan jenazahnnya, renungkan lama-lama, ini terakhir kita dapat melihatnya, inilah hari terakhir kita dapat menciumnya. Setelah itu, sudah tidak ada waktu lagi untuk menciumnya.
Katakan dalam hatimu,”Aku jahat, bagaimanapun Ibu tak pernah buang aku, aku dekil bagaimanapun ibu tak pernah tidak bagi aku makan.”
Dulu kalau saat kita makan, ibu suapkan kita makan, ibu tunggu kita makan dekat meja, ibu melihat anaknya makan dengan penuh selera, setelah itu? Kita tidak dapat rasakan masakannya. Ibu marah karena kita nakal, tetapi ibu tak pernah benci pada anaknya. Dulu ibu selalu menyuruh kita untuk shalat, hari ini kita yang akan shalatkan jenazahnya. Bila jenazah ibu sudah keluar rumah, cepat pegang kerandanya, biar kita yang pikul. Mana mungkin ibu tidak kita pikul? Katakan pada semua,”Ini Ibu kita!”
Dulu ibu yang mendukung kita, ibu yang membawa kita dalam perutnya. Waktu jalan bawa jenazah ibu ke pemakaman, ingatlah kembali waktu dulu ibu memegang tangan kita, saat kita baru pandai berjalan. Ibu tidak biarkan kita terjatuh, dulu dirinya selalu pastikan kita tidur ada bantal, ada selimut.
Sekarang kita akan menghantar ibu pergi jauh, biarkan kita sebagai anaknya yang mengurusnya. Sampai di pemakaman jangan biarkan orang lain sambutnya, anak lelakinya semua terjun dalam liang, sambut ia.
Banyaknya dosa kita padanya. Untuk kalian yang masih memiliki ibu, cobalah renungkan kalimat itu. Seandainya kalian ada di posisi itu, apa yang harus kalian lakukan? Menangis? Ataukah menyesalinya? ketahuilah penyesalan selalu ada di akhir. Jika di awal kalian masih menyia-nyiakannya, maka kalian akan menyesal pada akhirnya. Dan itu tidak akan bisa diulang untuk diperbaiki, percayalah.
Setiap anak adalah harapan terbesar bagi ibunya. Ingatlah ibu dalam setiap langkah kita, karena dalam setiap langkah seorang ibu akan selalu teringat pada anaknya. Hargailah dia selama dia masih ada di dunia ini, karena malaikat dunia kita tidak selamanya ada untuk kita.
Semoga Allah lindungi ibu kita di dunia dan akhirat, dan semoga Allah mengampuni kita semua.
Tinggalkan Balasan